Kegiatan MONEV di Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 17-18 Mei 2016. Kegiatann Monev diawali dengan kunjungn ke kantor Pattiro Jeka sekaligus kantor AKUEP pada tanggal 17 Mei 2016. Kunjungan tim Bungkesmas diterima oleh Direktur Pattiro Jeka, Suryani Hajar, dan Hamka, relawan Pattiro Jeka sekaligus menjadi partner lokal Bungkesmas. Pertemuan tersebut membicarakan seputar progress Bungkesmasn di Jeneponto dan program-program yang sudah dan akan dilakukan.
Kegiatan selanjutnya adalah pertemuan para relawan pattiro Jeka yanga ada di Jeneponto. Pertemuan inii dibarengi dengan kegiatan dialog ekonomi yang delenggarakan oleh PATTIRO JEKA . Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi: Pertama sesi serminar yang dihadiri oleh camat, kepala dinas koperasi Jeneponto, kepala dinas perindustrian dan Perdagangan Jeneponto sebagai pembicara. Pada kesemoatan itu, ibu Amelia Fauzia (tim Bungkesmas) juga diundang sebagai pembicara. Isi seminar tersebut kurang lebih mendiskusikan tentang pengembangan ekonomi, kewirausahaan dan Kerelawanan. Ibu amelia berkesempatana untuk sharing pengalaman pengembangan potensi ekonomi di berbagai negara. Acara seminar diakhiri dengan pengukuhan para relawan kabupaten Jeneponto.
Sesi kedua dikhususkan untuk Bungkesmas. Acara ini dimulai setelah break makan siang. Sesi Bungkesmas dimulai dengan testimoni dari peserta Bungkesmas yang sudah pernah melakukan klaim yang diwakili ibu Suriani. Ibu Suriani pernah melakukan klaim untuk rawat inap selama 6 (enam) malam. Setelah itu baru pemaparan/penjelasan tentang Bungkesmas oleh Sri Hidayati dibantu oleh sdr. Haerullah Lodji dari AKUEP/Pattiro Jeka. Pemaparan Bungkesmas dilakukan karena sebagian dari peserta seminar ada yang belum pernah mengenal Bungkesmas. Sebagian yang sudah kenal sepertinya juga masih membutuhkan penjelasan ulang Bungkesmas. Setelah sesi tanya jawab, beberapa peserta langsung tertarik mendaftar Bungkesmas. Acara dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dengan para relawan Pattiro Jeka. Para relawan tersebut memiliki basis masa yang berbeda-beda. Ada 9 (sembilan) orang relawan yang secara khusus diundang. Acara diskusi tersebut diantaranya untuk mendalami pengalaman mereka mensosialisasikan Bungkesmas di masyarakat serta mengetahui strategi yang mereka jalankan, serta hambatan/kendala yang biasa ditemui.
Pada sesi diskusi tersebut tim bungkesmas juga mendalami motivasi para relawan untuk menjalankan Bungkesmas. Umumnya mengatakan bahwa program Bungkesmas sangat baik dan bisa membantu masyarakat kecil. Namun demikian, mereka tetap membutuhkan support berupa tools seperti spanduk, kaos, dan lainnya untuk memudahkan mensosialisasikan Bungkesmas, serta sosialisasi langsung yang ditangani oleh tim bungkesmas dari Jakarta atau Pattiro Jeka.
Kegiatan selanjutnya adalah pertemuan para relawan pattiro Jeka yanga ada di Jeneponto. Pertemuan inii dibarengi dengan kegiatan dialog ekonomi yang delenggarakan oleh PATTIRO JEKA . Kegiatan dibagi menjadi 2 sesi: Pertama sesi serminar yang dihadiri oleh camat, kepala dinas koperasi Jeneponto, kepala dinas perindustrian dan Perdagangan Jeneponto sebagai pembicara. Pada kesemoatan itu, ibu Amelia Fauzia (tim Bungkesmas) juga diundang sebagai pembicara. Isi seminar tersebut kurang lebih mendiskusikan tentang pengembangan ekonomi, kewirausahaan dan Kerelawanan. Ibu amelia berkesempatana untuk sharing pengalaman pengembangan potensi ekonomi di berbagai negara. Acara seminar diakhiri dengan pengukuhan para relawan kabupaten Jeneponto.
Sesi kedua dikhususkan untuk Bungkesmas. Acara ini dimulai setelah break makan siang. Sesi Bungkesmas dimulai dengan testimoni dari peserta Bungkesmas yang sudah pernah melakukan klaim yang diwakili ibu Suriani. Ibu Suriani pernah melakukan klaim untuk rawat inap selama 6 (enam) malam. Setelah itu baru pemaparan/penjelasan tentang Bungkesmas oleh Sri Hidayati dibantu oleh sdr. Haerullah Lodji dari AKUEP/Pattiro Jeka. Pemaparan Bungkesmas dilakukan karena sebagian dari peserta seminar ada yang belum pernah mengenal Bungkesmas. Sebagian yang sudah kenal sepertinya juga masih membutuhkan penjelasan ulang Bungkesmas. Setelah sesi tanya jawab, beberapa peserta langsung tertarik mendaftar Bungkesmas. Acara dilanjutkan dengan kegiatan diskusi dengan para relawan Pattiro Jeka. Para relawan tersebut memiliki basis masa yang berbeda-beda. Ada 9 (sembilan) orang relawan yang secara khusus diundang. Acara diskusi tersebut diantaranya untuk mendalami pengalaman mereka mensosialisasikan Bungkesmas di masyarakat serta mengetahui strategi yang mereka jalankan, serta hambatan/kendala yang biasa ditemui.
Pada sesi diskusi tersebut tim bungkesmas juga mendalami motivasi para relawan untuk menjalankan Bungkesmas. Umumnya mengatakan bahwa program Bungkesmas sangat baik dan bisa membantu masyarakat kecil. Namun demikian, mereka tetap membutuhkan support berupa tools seperti spanduk, kaos, dan lainnya untuk memudahkan mensosialisasikan Bungkesmas, serta sosialisasi langsung yang ditangani oleh tim bungkesmas dari Jakarta atau Pattiro Jeka.