Belajar dari pengalaman sejak 2010, program Bungkesmas tidak selalu mudah untuk diterima di masyarakat. Karenanya untuk meyakinkan mereka Bungkesmas butuh mendapatkan support dari berbagai pihak utamanya para tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tokoh agama atau muballigh biasanya orang-orang yang sangat dipercaya masyarakat karena keilmuan agamanya. Bagi masyarakat yang religious para tokoh agama lah yang pertama mereka percaya. Apalagi masyarakat Sulawesi Selatan pada umumnya demikian. Karenanya Bungkesmas juga harus mampu melakukan pendekatan kepada para tokoh agama tersebut.
Bertepatan dengan adanya program PATTIRO Jeka dan Dinas Kesehatan Jeneponto yang memiliki program Muballigh Peduli Pola Hidup Bersih dan Sehat, tim Bungkesmas mencoba untuk ambil bagian dari program tersebut. Pada tanggal 11 Juni 2015, tim Bungkesmas melakukan sosialisasi Bungkesmas kepada para Muballigh yang ketika itu sedang mengadakan pelatihan di Masjid Agung Jeneponto. Tim Bungkesmas berkeyakinan bahwa para Muballigh merupakan tokoh yang bisa menjdai kunci yang harus dipegang supaya masyarakat lebih mudah untuk diajak mengikuti program Bungkesmas.
Bertepatan dengan adanya program PATTIRO Jeka dan Dinas Kesehatan Jeneponto yang memiliki program Muballigh Peduli Pola Hidup Bersih dan Sehat, tim Bungkesmas mencoba untuk ambil bagian dari program tersebut. Pada tanggal 11 Juni 2015, tim Bungkesmas melakukan sosialisasi Bungkesmas kepada para Muballigh yang ketika itu sedang mengadakan pelatihan di Masjid Agung Jeneponto. Tim Bungkesmas berkeyakinan bahwa para Muballigh merupakan tokoh yang bisa menjdai kunci yang harus dipegang supaya masyarakat lebih mudah untuk diajak mengikuti program Bungkesmas.
Kegiatan pelatihan yang dihadiri oleh 50 orang peserta mayoritasnya adalah laki-laki. Respon mereka terhadap Bungkesmas beragam. Sebagian besar sangat kritis ketika dijelaskan mengenai produk Bungkesmas terutama terkait produk asuransinya. Umumnya masih ragu asuransi yang dipakai di Bungkesmas bukan asuransi syariah/ tidak bekerjasama dengan perusahaan asuransi syariah. Namun kemudian mereka sendiri yang akhirnya meyakinkan bahwa unsur Syariah tidak harus formal, bisa terletak dari adanya “kerelaan” dan “kepercayan” dari pihak-pihak yang terlibat, dan itulah sesungguhnya yang diusung oleh program Bungkesmas. Hasil dari sosialisasi ini cukup membahagiakan, karena semua peserta para Muballigh tersebut mendaftarakan diri ke program Bungkesmas bahkan sebagiannya ada juga yang mengajak pasangan (istri).