Bogor, STF News — Pagi ini, 12 Agustus 2019 Sumiati bersama kawan-kawannya mengunjungi Aula Balai Desa Cimanggu II, Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor. Minggu lalu, Sumiati mendapat surat undangan untuk menghadiri acara Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga. Menurutnya, pelatihan seperti ini sangatlah bermanfaat mengingat tugas sebagai ibu rumah tangga yaitu mengatur keuangan dalam keluarga.
“Pematerinya sangat handal menyampaikan materi jadi mudah dimengerti, dan ini menjadi pengalaman baru dan sangat bermanfaat buat saya,” ungkap Sumiati.
Salah satu mahasiswa Kelompok Kerja Nyata (KKN) 28 UIN Jakarta Mohammad Ali Haidar mengucapkan terima kasih kepada tim STF UIN Jakarta khususnya Bungkesmas karena sudah hadir dalam acara yang diadakan oleh tim KKN nya tersebut.
Akrab disapa Haidar menuturkan kegiatan ini terdengar sederhana tetapi pengaruhnya sangat besar bagi pola pikir dan pola hidup masyarakat dalam mengelola dan menggunakan keuangan sehari-hari.Sebelumnya masyarakat tidak sadar dalam penggunaan uangnya. Mereka tidak pernah melakukan pencatatan uang masuk dan uang keluar. Padahal dengan pencatatan ini, masyarakat menjadi sadar dan hati-hati dalam penggunaan keuangan.
“Kegiatan ini mampu mengevaluasi penggunaan keuangannya, mereka dapat menyisir mana saja yang merupakan kebutuhan dan mana saja yang bukan kebutuhan,” tuturnya.
Dampak dari pelatihan ini yaitu akan adanya efisiensi keuangan yang nantinya dapat dialokasikan menjadi tabungan. Inilah yang sering luput dari perhatian masyarakat. Harapan adanya pelatihan ini, masyarakat menjadi terdidik dan terlatih untuk merencanakan dan mengelola keuangannya dengan bijak.
Haidar menambahkan, STF UIN Jakarta selama ini telah melakukan banyak terobosan-terobosan dalam kegiatan filantropis yang sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama masyarakat kelas menengah ke bawah. Di antara program yang saya ketahui adalah Bungkesmas (Tabungan Kesehatan Masyarakat).
Program ini sangat membantu masyarakat khususnya kelas menengah ke bawah karena premi yang dibayarkan sangat terjangkau yaitu 100 ribu rupiah per tahun. Tentu hal ini merupakan salah satu terobosan yang bagus di tengah-tengah sulitnya masyarakat kelas bawah untuk mendapatkan akses mendapat asuransi kesehatan. Padahal asuransi kesehatan sangatlah penting karena sewaktu-waktu bisa saja penyakit atau bencana yang tidak diduga-duga datang pada saat sama sekali tidak ada uang yang dimiliki.
“Saya pribadi berharap STF terus mengembangkan kiprahnya dalam kegiatan filantropis seperti ini. Karena misi kemanusiaan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah peradaban. Peradaban yang baik adalah peradaban yang menghargai dan menjunjung tinggi kemanusiaan,” ungkap mahasiswa semester 6 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta.