Yogyakarta, STF News— Sekali mendayu dua pulau terlampaui. Peribahasa tersebut menggambarkan situasi tim Bungkesmas saat mengunjungi tiga Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dalam satu hari yaitu hari Senin 13 Agustus 2018. Ketiga KSP meliputi KSP Sejahtera Bersama, KSP Jogja Sejahtera, dan KSP Gotong Royong .
Marketing Project Bungkesmas Nurma Elita Sari S.E. menuturkan meskipun kadang kewalahan karena kurangnya sumber daya manusia tetapi kunjungan tersebut berjalan cukup lancar. Dalam kunjungan tim Bungkesmas mendapatkan sambutan yang hangat oleh anggota dari KSP tersebut.
KSP pertama yang dikunjungi, cerita Nurma, yaitu KSP Sejahtera Bersama merupakan kantor cabang yang pusatnya di Bogor. Pertemuan berlangsung sangat lancar, respon dari anggota pun bagus. Beragam pertanyaan pun diajukan untuk sekadar ingin mengetahui detail program Bungkesmas.
Akan tetapi, KSP Sejahtera Bersama menggunakan program BPJS dari pemerintah terbilang baru. Selain itu, keputusan mengiyakan penambahan program merupakan keputusan pusat. Pengurus akan mencoba merundingkan program Bungkesmas kepada pimpinan pusat.
“Anggota pun menyarankan kepada tim Bungkesmas untuk berkunjung langsung ke pusat dari KSP Sejahtera Bersama yang ada di Bogor. Untuk saat ini belum ada kepastian bermitra bersama Bungkesmas,” ungkap Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta.
Koperasi selanjutnya yaitu KSP Gotong Royong, tim Bungkesmas berkesempatan bertemu langsung dengan pimpinannya yaitu Pak Agus. Pertemuan diawali dengan perkenalan masing-masing dilanjut berbagi kegiatan terakhir pengenalan produk Bungkesmas.
Pak Agus saat itu sangat berantusias dan juga menyayangkan tidak adanya cabang program Bungkesmas di daerah-daerah. “Sebenarnya Pak Agus lebih mengkhawatirkan terkait klaimnya akan berdampak lama karena pusatnya di Jakarta,” tuturnya.
Bungkesmas sangat membantu masyarakat dalam bidang kesehatan. Dan akan mencoba merundingkan kembali dengan pengurus inti lainnya. “Tapi Pak Agus mengakui program yang ditawarkan yaitu Bungkesmas sangatlah bagus,” ungkap Nurma.
Koperasi ketiga yaitu KSP Jogja Sejahtera. Perkenalan awal lancar, meskipun Bungkesmas harus merelakah untuk tidak melanjutkan kerjasama dikarenakan KSP Jogja Sejahtera sudah memiliki asuransi yaitu Bumiputera.
Pengurus yang ditemui tim Bungkesmas yaitu Bapak Gatot. Kemudian, Pak Gatot merekomendasikan ke wilayah yang belum memiliki asuransi yaitu kenalannya yang seorang manager di tempat catering. Menurutnya karyawan yang bekerja di sebuah usaha catering memerlukan asurasi dalam bentuk kesehatan.
“Secara keseluruhan Pak Gatot pun mengakui program Bungkesmas terbilang langka dan memang sangat bagus. Selain itu, program itu sangatlah membantu masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ya,” tutup Nurma seakan menirukan gaya bahasa pak Gatot. ()