Provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari provinsi Sulawesi Selatan. Provinsi Sulawesi Barat terdiri dari 5 (lima) kabupaten yaitu Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Majene dan polman. Daerah ini terkenal dengan kelapa sawit dan Kakao (coklat). Mayoritas masyarakatnya adalah petani dan pedagang. Kabupaten Mamuju Tengah adalah pusat pertumbuhan kelapa sawit sedangkan Mamuju Induk adalah pusat pertumbuhan coklat. Di Kabupaten Mamuju Tengah berdiri beberapa perusahaan industri yang membantu mendorong kelansungan para petani sawit pada masa panen. Para buruh/pekerja/petani sawit dan kakao hidup dan didukung oleh investasi dari hasil pertanian yang dikelola oleh pihak perusahaan. Di lain sisi mereka juga melakukan investasi sawit dan kakao tidak melalui koperasi tetapi melalui pemodal atau pedagang lainnya.
Melirik hal tersebut, kami mencoba menelaah sedikit demi sedikit pada tingkat kesejahteraan masyarakat petani. Kami mencoba menanyakan terkait tabungan masa depan dan kesehatan mereka.Begitu juga kesadaran mereka akan pentingnya sebuah jaminan kesehatan, kecelakaan kerja dan tutup usia. Hasil telaah menunjukkan bahwa di balik kerumitan kerja dan resiko yang dihadapi mereka kurang menyadari pentingnya sebuah jaminan kesehatan. Pada lain sisi, justru investasi menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mereka kembangkan sampai pada anak cucunya. Program BPJS Ketenaga kerjaan juga telah membantu menopang kehidupan mereka.
Kami awali cerita program bungkesmas ini kepada salah satu tokoh masyarakat dan pemuda di salah satu desa di Kecamatan Budong-Budong. Kecamatan ini merupakan daerah pusat kelapa sawit dan perusahaannya. Ratusan buruh sawit dan petani menetap pada kecamatan ini dari berbagai daerah atau provinsi lain. Kami juga mengunjungi ketua UPK Kecamatan Budong-Budong untuk menyampaikan program Bungkesmas. selain itu, pak Yonathan sebagai pihak pemerintah desa Bojo dan sekaligus perwakilan perusahaan Simombang tertarik dengan program Bungkesmas. “Program Bungkesmas inin jauh lebih hebat ketimbang program BPJS Ketenagakerjaan yang saat ini masyarakat petani dan buruh nikmati. Saya akan mengundang semua aparat pemerintah desa dan beberapa petani sawit dan pihak perusahaan untuk duduk bersama membahasa bungkesmas. kita juga akan mencoba produk ini masuk pada Bagian BUMDes Desa Bojo”, Ungkapnya lebih jelas.
Awal kehadiran program Bungkesmas di tengah-tengah mereka mencoba membangun kesadaran mereka tentang jaminan kesehatan. Menyisipkan sebagian pendapatan untuk hari esok terlebih pada kesehatan dan pendidikan menjadi mantra sosialisasi bungkesmas kepada masyarakat Budong-Budong. “Dengan nilai nominal 100 ribu/tahun saja telah banyak manfaat yang bisa kita rasakan, BPJS Mandiri saja yang telah dibayar per bulannya tidak pernah memberikan santunan meninggal dunia ketika ada masyarakat yang meninggal dunia. Masyarakat justru beruntung ketika mengakses jaminan/asuransi Bungkesmas ini”, Ungkap Pak Nadir. “Jangankan dua ratus orang Pak, Ribuan orang lagi masyarakat Budong-budong akan mengakses program Bungkesmas ini jika tidak terjadi penyimpangan atau hal-hal yang kita tidak diinginkan. Hal ini menyangkut nama baik Pak Desa, Ketua UPK, Pihak perusahaan dan lainnya. Saya sangat sepakat dengan program ini Pak, Sepanjang kita mampu membuktikannya kepada masyarakat”, Ungkap Pak Sultang ( ketua UPK Budong-Budong).
Melalui kesempatan kunjungan perdana bungkesmas di Sulawesi barat, pak Nadir sebagai ketua BUMDes desa Bojo akan menjadi pintu program ini untuk yang lain. UPK kecamatan Budong-Budong untuk sementara belum bisa menentukan sikap. Program bungkesmas ini akan menjadi perbincangan internal mereka di UPK. Kami pun menyampaikan persyaratan menjadi mitra kepada ketua GSC (Bapak Muh. Nadir). Pak nadir juga akan membantu menggiring program ini kepada 8 UPK di Kabupaten Majene melalui mitra dan Fasilitator GSC di kabupaten Majene. Selain itu pak nadir juga akan menjadikan program bungkesmas ini menjadi bagian atau cirri khas kecamatan Budong-Budong. Semoga janji dan harapan yang disampaikannya bisa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari program perhatian mereka kepada masyarakat, buruh dan petani sawit di sana