Sosialisasi Tabungan Kesehatan Masyarakat kali ini dilaksanakan di rumah ketua kelompok Usaha Lontara Muda (Petani Gula Merah) di kelurahan Panaikang, kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Kelurahan Panaikang adalah wilayah perbatasan antara kecamatan Binamu kota dan kecamatan tamalatea yang berada pada wilayah selatan pesisir kabupaten Jeneponto. Menduduki angka 65% mata pencaharian masyarakat adalah Petani/home industry gula merah. Gula merah adalah hasil olahan dari Tuak murni dari pohon lontara dengan ketinggian pohon 10-15 m. Tuak murni ini diolah dengan frequensi waktu yang dipakai sampai 3-4 jam hingga menjadi cairan gula merah murni. Kemudian dicetak pada sebuah pola tempurung/batok kelapa dan didiamkan sampai cairan gula merah mengeras dan siap untuk di bungkus. Pekerjaan untuk mengumpulkan tuak murni dari satu pohon lontara ke pohon yang lain biasanya dilakukan pada waktu pagi hingga menjelang siang hari, sedangkan proses pembuatan gula merah pada tungku yang disediakan dilakukan pada sore hari hingga menjelang magrib.
Dengan menyesuaikan kondisi petani gula merah yang tergabung pada Kelompok Usaha Lontara Muda, maka kami melaksanakan kegiatan sosialisasi pada malam hari. Sosialisasi yang dilaksanakan pada tanggal 27 maret 2016 tersebut dihadiri kurang lebih 23 orang peserta. Masih banyak peserta yang tidak sempat meluangkan waktu untuk menghadiri kegiatan karena harus membereskan gula merah mereka yang terkena hujan dan mengumpulkan kayu kering untuk persediaan Esok harinya. Sebahagian yang lain harus ke Rumah Sakit lanto Daeng Pasewang di Ibu Kota Kabupaten Jeneponto untuk menjenguk keluarga yang sakit. Kegiatan sosialisasi juga dihadiri oleh mahasiswa KKN Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang kebetulan berada pada wilayah tersebut.
Kelompok Usaha Lontara Muda telah melakukan proses tabungan bagi anggotanya sejak kelompok ini didirikan dua tahun yang lalu. Sistem tabungan dilakukan setiap bulannya dengan mengumpulkan uang mulai dari angka 3 ribu sampai 5 ribu rupiah per bulan. Jumlah tabungan yang terkumpul untuk 12 anggota penabung sebesar Rp. 800.000,-. Sehingga pada saat sesi sosialisasi Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas) ketua Kelompok Usaha Lontara Muda (Rahmia Syam/Asrul) memberikan saran agar tabungan itu diakomodir saja pada Buku Tabungan Bungkesmas. Anggota pun pada akhirnya sepakat dengan hal tersebut demi mendapatkan jaminan Asuransi Kesehatan dari Bungkesmas selama se tahun. Adapun yang menjadi titik berat warga untuk bergabung dengan Bungkesmas adalah sifat trauma yang masih bersemayam di benak mereka akan Jaminan Asuransi yang pernah menipu mereka. Kekhawatiran itu akan terulang kembali ketika masyarakat klaim namun tidak mendapatkan apa-apa dan bahkan pihak penjamin sudah tidak ada lagi. Dengan penjelasan detail dari pemateri, maka peserta sedikit lebih mengerti dan merasa tenang terhadap kehadiran Bungkesmas.
Adapun beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi adalah kepesertaan yang tidak sesuai dengan target. Beberapa hal yang menjadi factor mereka tidak menghadiri kegiatan adalah keharusan membenahi gula merah yang terkena hujan dan pengumpulan kayu bakar kering untuk kebutuhan esok harinya. waktu malam merupakan kendala juga bagi para peserta (Kaum Perempuan) karena mereka hadir bersama dengan anak kecilnya. Namun kendala tersebut tidak menjadi hal sehingga Bungkesmas tidak diterima oleh kelompok Lontara Muda.
Kelompok Usaha Lontara Muda telah melakukan proses tabungan bagi anggotanya sejak kelompok ini didirikan dua tahun yang lalu. Sistem tabungan dilakukan setiap bulannya dengan mengumpulkan uang mulai dari angka 3 ribu sampai 5 ribu rupiah per bulan. Jumlah tabungan yang terkumpul untuk 12 anggota penabung sebesar Rp. 800.000,-. Sehingga pada saat sesi sosialisasi Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas) ketua Kelompok Usaha Lontara Muda (Rahmia Syam/Asrul) memberikan saran agar tabungan itu diakomodir saja pada Buku Tabungan Bungkesmas. Anggota pun pada akhirnya sepakat dengan hal tersebut demi mendapatkan jaminan Asuransi Kesehatan dari Bungkesmas selama se tahun. Adapun yang menjadi titik berat warga untuk bergabung dengan Bungkesmas adalah sifat trauma yang masih bersemayam di benak mereka akan Jaminan Asuransi yang pernah menipu mereka. Kekhawatiran itu akan terulang kembali ketika masyarakat klaim namun tidak mendapatkan apa-apa dan bahkan pihak penjamin sudah tidak ada lagi. Dengan penjelasan detail dari pemateri, maka peserta sedikit lebih mengerti dan merasa tenang terhadap kehadiran Bungkesmas.
Adapun beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi adalah kepesertaan yang tidak sesuai dengan target. Beberapa hal yang menjadi factor mereka tidak menghadiri kegiatan adalah keharusan membenahi gula merah yang terkena hujan dan pengumpulan kayu bakar kering untuk kebutuhan esok harinya. waktu malam merupakan kendala juga bagi para peserta (Kaum Perempuan) karena mereka hadir bersama dengan anak kecilnya. Namun kendala tersebut tidak menjadi hal sehingga Bungkesmas tidak diterima oleh kelompok Lontara Muda.