Training Bungkesmas dan TOT Financial Literacy di Maluku

Sebagian orang mengatakan bahwa program Bungkesmas sangat simple. Namun praktiknya sebagian besar kesulitan untuk menjalankan program ini dengan berbagai alasan. Diantaranya yang terbesar adalah masih adanya keraguan dan rendahnya tingkat kepercayaan diri untuk menjalankan program Bungkesmas sebagai program baru. Terlebih program ini berhubungan langsung dengan masyarakat kecil. Sebagiannya juga merasa khawatir bila terjadi masalah maka akan merusak reputasi lembaga mereka. Karenanya untuk mengurangi kekhawatiran perlu ada pembekalan tentang Bungkesmas dan upaya meningkatkan kapasitas dari lembaga keuangan (KUD/UPK/CU/BMT) tersebut guna meningkatkan kepercayaan diri mereka. Pembekalan yang akan diberikan oleh tim Bungkesmas di sini adalah berupa pelatihan tentang Bungkesmas dan strategi pemasarannya dan juga bagaimana melakukan pengelolaan keuangan keluarga.
Ada dua jenis kegiatan training untuk lembaga keuangan yang dijalankan yaitu: training Bungkesmas dan Financial Literacy (Manajemen Keuangan Keluarga).

1) Training Bungkesmas
Dalam kegiatan ini mereka tidak hanya akan mengikuti training tetapi lebih seperti TOT, dimana hasil kegiatan training nantinya mereka harus mampu menjelaskan Bungkesmas ke masyarakat atau anggotanya. Meskipun informasi tentang Bungkesmas sesungguhnya sudah diberikan berkali-kali pada saat kegiatan coordination meeting dan juga ketika dilakukannya visitasi/kunjungan oleh field officer. Namun itu semua nampaknya belum cukup, terlebih memang tidak semua pengurus koperasi yang diundang pernah mendapatkan informasi Bungkesmas  secara penuh. Pelatihan yang diberikan selain tentang SOP juga menekanakan bagaimana strategi pemasaran dan bagaimana menyampaikan program ke masyarakat. Tentu saja konteks lokal selalu menjadi pertimbangan dalam setiap pelaksanaan program Bungkesmas. Karena yang lebih memahami konteks lokal sesungguhnya adalah peserta maka dalam pelatihan ini tim Bungkesmas juga menawarkan sharing dan curah pendapat mengenai strategi terbaik dalam melaksanakan program dengan mengambil benmarch dari daerah lain dimana Bungkesmas sudah lebih dahulu dijalankan.
Dibantu oleh Mercycorps Indonesia, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 20-22 Mei 2015 di hotel New Mulia Ambon. Jumlah peserta yang hadir dalam pelatihan sebanyak 34 orang berasal dari 18 lembaga. Mereka adalah para pengurus atau pengelola dari lembaga keuangan yang diundang. Umumnya satu lembaga diwakili oleh dua orang peserta. Lembaga-lembaga tersebut adalah:

1. KUD Tumawa, Haria, Saparua,
Maluku Tengah
10. UPK PNPM Kec. Salahutu, Maluku
Tengah
2. KUD Waituak, Booi, Saparua,
Maluku Tengah
11. UPK PNPM Kec. Leihitu, Maluku
Tengah
3. Kopwan Wallang Sejahtera,
Saparua, Maluku Tengah
12. KUD Unatisa, Desa Allang,
Leihitu Barat, Maluku Tengah
4. UPK PNPM Kecamatan Saparua,
Maluku Tengah
13. KUD Super, Desa Liliboi, Kec.
Leihitu Barat, Maluku Tengah
5. KUD Uspek, Seram Bagian Barat
14. KUD Pelita Makmur, Desa Seith,
Leihitu, Maluku Tengah
6. UPK PNPM Kecamatan Kairatu,
Seram Bagian Barat
15. Kopwan Aranima, Desa Pasanea,
Kec. Seram Utara barat, Maluku Tengah
7. UPK PNPM Kec. Kairatu Timur,
Seram Bagian Barat
16. GPM Labuan, Desa Labuan, kec.
Seram Utara Barat, Maluku Tengah
8. UPK PNPM Kec. Kairatu Barat,
Seram Bagian Barat
17. KUD Kakerisa, Desa Abubu, kec.
Nusalaut. Kab. Maluku Tengah
9. KSP Marasune,  Amahai, Maluku Tengah
18. Pokja Suli, Desa Suli, kec.
Salahutu, Kab. Maluku Tengah.

Lembaga-lembaga di atas sebagian besar adalah lembaga yang sudah menandatangani perjanjian kerjasama untuk melaksanakan program Bungkesmas. Hanya ada beberapa seperti KUD Kakerisa, GPM Labuan, KSP Marasune yang memang belum menandatangani perjanjian kerjasama namun tetap dilibatkan mengingat potensinya.
Kegiatan dimulai pada pada pukul 8.30 dimulai dengan registrasi, dilanjutkan pembukaan dengan sambutan dari Mercycorps Indonesia, bapak Supriyadi dan dari STF UIN Jakarta, ibu Amelia Fauzia. Kegiatan pelatihan tersebut difasilitasi oleh empat orang, yaitu bapak Supriyadi dari Mercycorps Indonesia, Ibu Amelia Fauzia, Sri Hidayati dan Stefanus Willem Kastanja.
Sesi pertama pelatihan disampaikan oleh Ibu Amelia Fauzia berbicara mengenai latar belakang keberadaan program Bungkesmas dan konsepnya. Kemudian dilanjutkan dengan materi teknis dan SOP Bungkesmas disampaikan oleh Sri Hidayati. Dari sesi ini banyak pertanyaan muncul dari peserta seputar prosedur pendaftaran asuransi dan klaim. Pada sesi pelatihan ini peserta diajak untuk melakukan simulasi pengisian formulir pendaftaran dan klaim. Sementara itu untuk stragtegi pemasaran Bungkesmas STF memberikan contoh-contoh praktik pemasaran Bungkesmas yang dilakukan di tempat lain. Peserta kemudian mencerna dan mendiskusikan strategi yang sesuai dengan konteks lembaga dan masyarakat mereka.
Kegiatan training Bungkesmas diparalelkan dengan kegiatan TOT Financial Literacy (Manajemen Keuangan keluarga). Langkah tersebut diambil oleh tim Bungkesmas dengan mempertimbangkan keefektifan waktu. Karena berdasarkan pengalaman sangat sulit untuk bisa mengumpulkan mereka karena jarak dan medan yang sulit. Sebagiannya harus menyebrang pulau dengan kapal feri atau kapal cepat dimana bila cuaca buruk seringkali sulit mendapatkan transportasi yang beroperasi. Alasan lainnya karena sebagian besar jadwal mereka padat, utamanya dari UPK.

2) Training dan TOT Financial Literacy (Manajemen keuangan Keluarga)
Kegiatan training dan TOT Manajemen Keuangan Keluarga dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2015. Satu hari setelah pelaksanaan training Bungkesmas. Dengan peserta yang sama pada kegiatan training Bungkesmas kegiatan ini dimulai pada pagi hari. Training manajemen keuangan keluarga sendiri normalnya memakan waktu kurang lebih 3,5 jam. Maka ditambah TOTnya kurang lebih akan memakan waktu 7 jam.
Pelatihan ini mengacu pada modul yang telah dibuat sebelumnya yang kemudian diperkuat dengan modul yang dibuat oleh Mercycorps Indonesia. Pada saat sesi pelatihan, modul tidak diberikan terlebih dahulu karena dikhawatirkan mengganggu konsentrasi. Peserta diajak untuk fokus mengikuti arahan dari fasilitator dan benar-benar berperan seperti peserta. Modul baru dibagian setelah sesi pelatihan selesai. Karena training manajemen keuangan keluarga sesungguhnya adalah untuk masyarakat, maka pelatihan untuk para pengurus/pengelola beberapa materi tidak terlalu didalami, seperti bicara soal arus kas, dan produk, jasa keuangan. Mereka lebih banyak diberi penekanan pada materi tentang penggunaan uang dan mengenali keinginan dan kebutuhan, serta menyusun anggaran keluarga. Meski demikian, pada materi-materi yang tidak didalami, mereka  tetap diminta untuk bisa menyampaikan sesuai dengan yang ada dalam modul.  Sesi pelatihan ini berakhir pada sore hari.
Setelah break, sesi dilanjutkan kembali dengan TOT. Kegiatan TOT di sini lebih banyak melakukan kegiatan simulasi. Peserta diajak untuk melakukan simulasi sebagai fasilitator. Namun sebelum itu mereka dipersilahkan untuk membaca modul terlebih dahulu. Karena keterbatasan waktu, tentu saja tidak semua peserta yang ikut pelatihan bisa melakukan simulasi, hanya dipilih beberapa saja sebagai perwakilan dan contoh.

1. UPK PNPM Kec. Salahutu
Maluku Tengah
50 buku
2. Kopwan Wallang Sejahtera
Saparua, Maluku Tengah
20 buku
3. UPK PNPM Kecamatan Kairatu
Timur, SBB
50 buku
4. UPK PNPM Kecamatan Saparua,
Maluku Tengah
100 buku
5. KUD Waituak Saparua,
Maluku Tengah
20 buku
6. KUD Unatisa, Desa
Allang, Kec. Leihitu Barat, Malteng
50 buku
7. KUD USPEK, Kairatu, SBB
150 buku
8. UPK PNPM Kecamatan Kairatu
Barat, SBB
50 buku
9. KUD Super Desa Liliboi,
Leihitu Barat, Maluku Tengah
25 buku
10. UPK PNPM Leihitu,
Maluku Tengah
50 buku
11. KUD Tumawa, Kecamatan
Saparua, Maluku Tengah
20 buku
12. KUD Pelita Makmur, Desa
Seith, Leihitu, Maluku Tengah
20 buku
13. UPK PNPM Kecamatan Kairatu,
SBB
250 buku
Total buku tabungan
terdistribusikan
855 buku

Diakhir keseluruhan acara, tim Bungkesmas dan Mercycorps Indonesia melakukan sesi RTL (Rencana Tindak Lanjut). Dalam kegiatan RTL tersebut peserta diajak untuk menetapkan target-target peserta yang bisa mereka capai. Dari target peserta yang mereka sebutkan, tim Bungkesmas kemudian membagikan secara cuma-cuma buku tabungan Bungkesmas. Pada saat itu hanya 13 lembaga saja yang mendapatkan distribusi buku.
Penyerahan buku tersebut dilakukan secara simbolis kepada UPK PNPM Kecamatan Kairatu, Seram Bagian Barat, yaitu Bapak Eljon yang menerima Buku tabungan sebanyak 250 buah.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *