Bungkesmas Sharing and Learning Meeting (BSLM)

Kegiatan BSLM ini dilakukan untuk memperkuat jaringan kerjasama pegiat Bungkesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Para pegiat Bungkesmas ini diberi kesempatan untuk menjalin silaturahmi dan bertukar pikiran serta belajar banyak tentang pelaksanaan program Bungkesmas di wilayah masing-masing.
Kegiatan ini betujuan untuk memberikan apresiasi dan motivasi bagi mereka yang telah mensukseskan program ini dan turut andil dalam keberlangsungan program. Selain sebagai forum silaturahmi, kegiatan ini juga diisi oleh materi-materi yang dibutuhkan peserta untuk meningkatkan kapasitas mereka sebagai top leader BMT di wilayah masing-masing.
Kegiatan ini sukses dilaksanakan selama tiga hari oleh STF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan diisi oleh para narasumber yang memiliki keahlian dibidangnya yaitu, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta), Rafiuddin Palinrungi, Ph.D (Program Officer Ford Foundation Indonesia), Arifin Purwakananta (Direktur Institut Inovasi Sosial Indonesia), Muwafick Hidayat (Head Departement of Micro Insurance of AIG). Rangkaian kegiatan ini difasilitasi oleh Dr. Amelia Fauzia dan Emi Ilmiah dari STF UIN Jakarta.
Acara ini dihadiri oleh 21 orang pegiat Bungkesmas yang di undang khusus oleh STF. Mereka dipilih karena peran mereka dalam pengembangan program ini. Mereka merupakan representasi dari BMT dan atau Asosiasi BMT yang berasal dari Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan dan Jabodetabek. Peserta dalam training ini dibagi menjadi dua kategori yaitu peserta pelaksana program Bungkesmas dan peserta observer. Peserta pelaksana program Bungkesmas adalah para peserta yang berasal dari BMT yang telah melaksanakan program Bungkesmas, sedangkan peserta observer adalah peserta yang sudah memiliki komitmen untuk melaksanakan program Bungkesmas kedepan.

Berikut adalah nama-nama peserta Bungkesmas Sharing and Learning Meeting:

 

  No
Nama
Organisasi/Lembaga
1
Muhammad
Nurfitrani
Koordinator
Bungkesmas Sulawesi Selatan
2
Nurhidayanti
BMT Kube  036 Sejahtera Makasar
3
Mawar Karim
BMT Al Azhar
Maros
4
Jumawati
 BMT Sinergi Karya  Makasar
5
Nurhayati
BMT Sinar Surya
Makasar
6
Syahdani Apasha
BMT Koordinator
Kalimantan Selatan
7
Abdul Razaq
BMT Al Falah
Sungai Danau Kalimantan Selatan
8
Salahudin Bahri
BMT Amanah
Banjarmasin Kalimantan Selatan
9
Jamilah
BMT Agro Banua
Sungai Danau Kalimantan Selatan
10
Siti
Fatimah
BMT Azizil Hamid
Tapin Kalimantan Selatan
11
Abu Tahir
Puskopsyah Apex
BMT Muamalah Sulawesi Tenggara
12
Junaid
Puskopsyah Apex
BMT Muamalah Sulawesi Tenggara
13
Resma Andriyani
Puskopsyah Apex
BMT Muamalah Sulawesi Tenggara
14
Siti Murti Asma
Ningrum
Puskopsyah Apex
BMT Muamalah Sulawesi Tenggara
15
Siti Ramlah
Puskopsyah Apex
BMT Muamalah Sulawesi Tenggara
16
Putut Tejo
Saksono
BMT Mandiri  Sulawesi Utara
17
Fiva Andriyani
Kopkar Nur
Fatahillah Tangerang Selatan Banten
18
Nanang
BMT Amanah
Insani Bogor Jawa Barat
19
Mukhtiar
BMT UMJ  Jakarta
20
Marsudi
BMT RBMS
Tangerang Selatan Banten
21
Abdul Biya
BMT Al Jibaal
Cirendeu Ciputat Tangerang Selatan Banten

 

Secara umum tujuan dari kegiatan Bungkesmas Sharing and Learning Meeting ini telah tercapai. Respon dari para peserta sangat baik, mereka merekomendasikan untuk dilaksanakannya kegiatan ini secara berkala, minimal dua kali dalam satu tahun. Beberapa manfaat yang mereka dapatkan dari kegiatan ini adalah:

  1. Mereka belajar dari peserta lain tentang bagaimana Bungkesmas dikembangkan. Strategi digunakan, bagaimana menghadapi kendala di lapangan dan solusi apa yang diusahakan. Tidak saja cerita sukses yang mereka share, peserta juga menshare cerita kegagalan menjalankan program Bungkesmas dan bagaimana mereka belajar dari kegagalan tersebut.
  2. Peserta mampu memetakan dan mengidentifikasi persoalan yang selama ini menjadi kendala dalam pengembangan Bungkesmas.
  3. Peserta mampu mendesain strategi pemasaraan yang selama ini belum terfikir untuk mereka kembangkan.
  4. Para peserta sampai pada satu kesimpulan bahwa program Bungkesmas lebih dari sekedar sebuah produk tabungan, melainkan mereka menganggap produk ini sebagai sebuah kebutuhan bagi BMT dan masyarakat luas.
  5. Sekembalinya mereka ke daerah masing-masing, dapat kami sampaikan bahwa komunikasi yang terjalin semakin kuat tidak hanya antara STF, AIG dan BMT, tetapi juga antara satu BMT dengan BMT lain diluar daerah. Mereka juga mengatakan lebih termotivasi dan lebih bersemangat untuk menjaga kelangsungan dan pengembangan program ini, agar bisa dirasakan manfaatnya kepada masyarakat yang lebih luas.

     

     

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *