Terjadinya kesenjangan di masyarakat salah satunya dipicuolehketiadaan perlindungan dari beragam musibah (World bank, 2015). Karenaitumemilikiasuransisebagaialatperlindunganmenjadipenting. Sayangnya, saatini jumlah masyarakat yang memilikia suransi barusekitar 5-10% dan masih terbatas pada kalangan kelas menengah keatas. Padahalmasyoritasmasyarakat Indonesia merupakan kelas menengah kebawah dan 72,67% (BPS, 2017) bekerja di sektor informal. Ketidakmampuan mereka membeli asuransi merupakan diantara penyebabnya. Karenaitu Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta dengan program Bungkesmas berupaya untuk menjembatani dengan menyediakan asuransimurah dan terjangkau bagi masyaraka tkecil.
Namun demikian, banyak tantangan yang dihadapiketikamemasarkan Bungkesmas kepada masyarakat. Stigma negatif terhadap asuransi serta rendahnyaliterasikeuanganmasyarakatmerupakandiantaranya. Sementara itu Provider/mitra Bungkesmas yang menjalankan program di lapangan umumnya tidak memiliki latar belakang asuransi. Mereka berasal dari berbagai lembaga utamanya yang terbanyak dari lembaga keuangan mikro seperti koperasi/BMT, dan juga dari LSM serta sukarelawan. Karenanya kebutuhan akan pengetahuan asuransi dan marketingnya menjadi penting. Olehkarenaitu, Training Marketing menjadi salahsatu solusi. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 17 February 2018 bertempat di Hotel Royal Jelita Banjarmasin dihadiri kurang lebih 30 orang peserta yang merupakan representasi dari beberapa lembaga yang sudah melaksanakan program Bungkesmas dan yang barubergabung.Diisioleh Pak EkoLasmonodari Zurich Insurance Indonesia membuatsuasanamenjadiinteraktifantarpeserta, Ibu Emi IlmiahdanIbu Sri Hidayatidari Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ikutserta memberikan materi Bungkesmas.Tujuan adanya Training ini adalah untuk Membekali personel provider atau para mitra informasi strategi marketing asuransi Bungkesmas serta dapat Melakukankonsolidasi program Bungkesmas di Kalimantan Selatan.