Sosialisasi di Desa Palajau Arungkeke

Tepat pada 05 April 2016, sosialisasi Tabungan Kesehatan Masyarakat dilaksanakan di Desa Palajau, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto. Sasaran sosialisasi kali ini adalah Koperasi Tani Hidayat (KOPTAN HIDAYAT) yang merupakan sumber keuangan mikro di Desa Palajau. Sosok pemerhati para kelompok petani desa Palajau adalah yang merintis dan mengembangkan Koperasi Tani Hidayat. Alasan mendasar koperasi tersebut di bentuk adalah untuk menunjang kebutuhan mendasar para petani sekaligus sebagai tumpuan kebutuhan keuangan mikro masyarakat tani desa Palajau. Koperasi Tani Hidayat memiliki banyak jaringan/mitra kerja dalam pengembangan program pemberdayaan kepada masyarakat dan anak. Mitra yang kami ketahui adalah PLAN Indonesia dan MCRP (Mainstreaming Children Righ And Participation). PLAN Indonesia adalah lembaga mitra yang melakukan pemberdayaan di kabupaten Jeneponto bersama KOPTAN HIDAYAT pada program ketahanan Pangan Masyarakat petani. MCRP adalah lembaga mitra KOPTAN HIDAYAT yang melakukan kerja-kerja pemberdayaan pada pengarusutamaan hak anak dan kelompok anak. Berdasarkan hal tersebut, maka kami pandang bahwa KOPTAN HIDAYAT merupakan lembaga koperasi yang sangat pantas untuk memiliki produk Tabungan Kesehatan Masyarakat.
Pada pelaksanaannya, sosialisasi program Bungkesmas tidak bisa dihadiri oleh seluruh anggota KOPTAN HIDAYAT termasuk pelaku utama koperasi tersebut. Hal ini disebabkan karena pada hari itu (05 April 2016) dua tokoh pemuka masyarakat dan petinggi Keluarga KOPTAN HIDAYAT meninggal dunia. Sehingga anggota koperasi KOPTAN HIDAYAT baik pusat maupun cabangnya di desa Palajau melayat ke rumah duka. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di kantor Desa Palajau dengan kepesertaan dari Kader Kesehatan, tokoh Pemuda, tokoh Agama, aparat pemerintah desa dan satu anggota KOPTAN HIDAYAT cabang Desa PALAJAU. Materi sosialisasi dipaparkan oleh pak Haerullah Lodjie setelah mendengarkan sambutan dari kepala Desa Palajau dan Staf Lapangan Bungkesmas. Kegiatan sosialisasi berlangsung cukup bagus karena pada sesi diskusi banyak peserta yang antusias mengejar pemateri melalui pertanyaan –pertanyaan kritisnya. “coba jelaskan kepada saya secara mendetil siapa yang akan menjamin jika tabungan yang berjalan suatu saat nanti ada yang hilang dan tidak terurus lagi. Kemudian, berapa persen yang akan dikenakan jika ada nasabah yang cacat ringan seperti terpotong giginya, terpotong jari kelingkingya ataukah terpotong telinganya?”, pertanyaan kritis orang langsia. Pertanyaan selanjutnya adalah tokoh pemuda yang menanyakan terkait study kasus keluarganya yang baru saja mendapatkan kecelakaan. Pemuda tersebut menanyakan perihal keluarganya yang patah kaki kemudian hanya dua hari di rumah sakit dan selanjutnya dilakukan perawatan selama sepuluh hari dirumah dukun. Dasar pertanyaannya adalah apakah klaim itu bisa dilakukan dua belas hari (sepuluh hari di rumah dukun dan dua hari dirumah sakit)?. Dengan pemahan yang cukup matang kami hanya menjawab bahwa dukun tidak akan pernah bisa mengeluarkan surat keterangan sakit karena bukan pada tataran lembaga resmi sedangkan klaim bungkesmas bisa dilakukan jika dirawat pada fasilitas kesehatan resmi.
Di sisi lain, pak desa Palajau melakukan banyak stressing materi terhadap Tabungan Kesehatan Masyarakat dan melakukan berbagai perbandingan akademik dan konsep Asuransi yang pernah dijalani.  Setelah melakukan diskusi panjang bersama masyarakat, Pak Desa dan Aparat pemerintah desa lainnya, penilaian positif dan rasa ingin memiliki lahir hamper di semua peserta. Termasuk pak desa yang menginginkan semua aparat pemerintah desa Palajau, masyarakat dan seluruh Imam dusun untuk mengakses Tabungan Kesehatan Masyarakat melalui KOPTAN HIDAYAT atau BUMDES.
Sesi selanjutnya adalah testimony yang dilakukan oleh Pak Muhammad Arman terhadap Klaim kepesertaannya sebagai nasabah yang telah menjalani masa opname. Pak Arman memberikan penyampaian tentang manfaat ketika bergabung bersama Bungkesmas serta mencoba membangunkan mosi percaya terhadap program Bungkesmas kepada para peserta sosialisasi. Kehadiran pak Arman sebagai peserta sangat membantu mewujudkan rasa memiliki bungkesmas karena Pak Arman adalah salah satu tokoh masyarakat yang sangat dipercaya oleh masyarakat Palajau. Setelah testimony, masyarakat semakin yakin dan percaya bahwa Bungkesmas sangat jauh beda dengan program asuransi yang lain.
Adapun yang menjadi kendala dalam pelaksanaan sosialisasi Bungkesmas di desa Palajau adalah kondisi kepesertaan yang tidak sesuai dengan target dan sasaran sosialisasi. Focus pada pendekatan Koperasi Tani Hidayat untuk memperkenalkan program Bungkesmas. Namun pada hari itu tokoh pemuka dan tokoh perintis KOPTAN HIDAYAT meninggal dunia sehingga anggota KOPTAN HIDAYAT melayat ke rumah duka. Namun, kegiatan sosialisasi berlangsung sangat menarik dengan kehadiran banyak peserta kritis dalam menyampaikan pertanyaan dan stressing materi dan konsep tabungan kesehatan masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *