Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga untuk Masyarakat Sulawesi Selatan

Acara ini merupakan bagian dari Promoting Health and Family Financial Manajement, yaitu Kegiatan mempromosikan kesehatan dan manajemen keuangan keluarga di masyarakat tidak hanya bertujuan untuk memperkuat strategi pengembangan Bungkesmas, tetapi sebagai bagian integral yang tidak terpisahkan dari misi Bungkesmas itu sendiri, yaitu menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera melalui meningkatnya tingkat kesehatan dan kesejahtertaan  ekonomi.
Promosi kesehatann dan manajemen keuangan keluarga sendiri dilakukan dalam bentuk pelatihan serta pendampingan kepada  masyarakat dan pengurus/ pengelola lembaga keuangannya.
Dalam rancangan awal pelatihan keuangan keluarga akan dilaksanakan oleh para peserta TOT manajemen keuangan keluarga. Namun pada praktiknya tidak dapat dijalankan secara maksimal, alasannya adalah :Pertama, tidak semua peserta bisa berkomitmen menjalankan program Bungkesmas. Sebagian mindset peserta ketika diundang lebih dari sekedar undangan. Kedua, Mereka umumnya belum percaya diri dan merasa belum sanggup untuk jalan sendiri. Ketiga, peran field officer yang belum bekerja maksimal dan belum secara intens melakukan koordinasi dengan para anggota Bungkesmas baru dan memberikan pendampingan. Keempat, Karena target utama pelatihan manajemen keuangan keluarga adalalah untuk masyarakat petani. Sementara itu koperasi yang berbasiskan petani yang bergabung hanya ada di Sinjai dan jeneponto.
Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga tersebut akhirnya hanya bisa dilakukan beberapa kali saja, antara lain:
1. Pelatihan manajemen keuangan keluarga di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jeneponto

Pelatihan Manajemen Keuangan keluarga ini dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2015. Kegiatan tersebut disinergikan dengan kegiatan sosialisasi dan pelatihan Bungkesmas. Pesertanya memang bukan masyarakat langsung melainkan para pengurus/pengelola koperasi di kabupaten Jeneponto. Hampir semua peserta belum pernah mendapatkan pelatihan manajemen keuangan seperti ini, sehingga bagi mereka menjadi penting.

 

2. Pelatihan manajemen keuangan keluarga di koperasi Lemo-lemo, Malino, Gowa

Pelatihan manajemen keuangan keluarga selanjutnya dilaksanakan di koperasi Lemo-lemo, Malino, Gowa. Kegiatan ini dilaksanakan dikediaman ketua koperasi sekaligus ketua kelompok tani Lemo-lemo, Bapak Budiman pada tanggal 17 Desember 2015. Mempertimbangkan kondisi dan waktu kerja para petani, maka pelatihan ini dilaksanakan di saat para petani tersebut sudah bebas dari pekerjaan yaitu di malam hari. Karena cuaca, dan keadaan hujan deras banyak anggota yang datang terlambat sehingga acara baru bisa dimulai pada pukul 08.00 malam dan berakhir pada jam 11.00 malam.

Kegiatan yang dihadiri oleh 24 orang anggota koperasi (petani) diawali dengan penjelasan ulang program Bungkesmas. Karena meski sudah pernah disosialisasikan pada kunjungan tim Bungkesmas sebelumnya ternyata sebagian besarnya masih belum paham tentang Bungkesmas. Hal ini bisa dipahami bila melihat karakter mereka yang cenderung menyerahkan keputusan pada ketua, sehingga apa yang disampaikan sebelumnya seperti angin lalu. Namun demikian adapula beberapa yang terlihat kritis dan ingin tahu banyak tentang Bungkesmas meski kemudian keputusan kembali di tangan ketua.

Setelah penjelasan Bungkesmas, peserta kemudian diajak untuk mengikuti pelatihan manajemen keuangan keluarga. Karena acara dilaksanakan di rumah dimana ruangannya tidak terlalu luas, tidak memungkinkan untuk melakukan pelatihan dengan mobilitas tinggi. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok dan dengan cara lesehan mereka diajak untuk mendiskusikan keuangan keluarga dan diajarkan strategi-strategi menabung. Pada sesi pelatihan terlihat peserta laki-laki lebih dominan sementara peserta perempuan (ibu-ibu) cenderung malu-malu.

Dari hasil pelatihan ini sebenarnya ada harapan bahwa koperasi Lemo-lemo kemudian bisa menjalankan program Bungkesmas yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Karena sesunguhnya koperasi Lemo-lemo yang juga binaan yapensa menjadi salah satu target yang menjadi pilot project  program ini.  Namun sampai laporan ini dibuat belum ada progress tentang kepesertaan Bungkesmas di sana. Seperti yang disampaikan sebelumnya, koperasi lemo-lemo mengoperasionalisasikan administrasi koperasi secara manual, kemampuan teknologi pengurusnya masih terbatas, sehingga bila diinsertkan program baru dianggap menambah pekerjaan.

3) Pelatihan Manajemen Keuangan keluarga di koperasi Manippi, Sinjai Barat
Kegiatan Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga (Financial Literacy) yang dilakukan oleh Tim Bungkesmas untuk pertama di tahun 2016 dilaksanakan di Desa Balakia/Manippi Kecamatan Sinjai Barat Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Lokasi yang memakan waktu kurang lebih lima jam perjalanan dari kota Makassar melewati jalan poros Malino Kabupaten Gowa. Daerah pedesaan yang terletak pada dataran tinggi (pegunungan) sebelah barat Kabupaten Sinjai dengan rata-rata pekerjaan Masyarakat bergerak di bidang Pertanian (cocok tanam). Penentuan lokasi kegiatan pelatihan managemen keuangan keluarga didasarkan pada focus utama tujuan pemberdayaan Bungkesmas untuk masyarakat petani.
Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2016 ini dihadiri oleh kelompok masyarakat petani kopi dan majelis ta’lim yang tergabung dalam Koperasi Kopi Manipi. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah warga (Hj. Hasnah) di mana pada saat itu bertepatan dengan pertemuan rutin kelompok Majelis Ta’lim. Hj. Hasnah adalah kader yang pernah ikut pada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh Bungkesmas sehingga memudahkan bagi pemateri (Pak Awal) untuk mempertegas apa yang dimaksud dengan Bungkesmas. Dengan lokasi yang sama, kegiatan pelatihan managemen keuangan keluarga (Finacial Literacy) dilaksanakan setelah zikir bersama majelis Ta’lim tepat pada pukul 15.00 WITA.
Pelatihan Financial Literacy dimulai dengan sambutan sederhana oleh Field Officer Bungkesmas (HAMKA) dengan memperkenalkan diri sebagai Staf Baru Bungkesmas dan memberi gambaran kecil tentang Bungkesmas. Apa yang menjadi dasar utama dan kenapa Daerah Manippi dengan masyarat petani kopinya menjadi target jangkauan Bungkesmas. Usai sambutan, Pak Awal langsung menyampaikan sedikit informasi penting tentang Bungkesmas kemudian masuk pada tahapan pelatihan Managemen Keuangan Keluarga (Financial Literacy) kepada kelompok masyarakat petani kopi dan majelis ta’lim. Secara Teknis, komponen kegiatan yang dipandu oleh pemateri meliputi pemaparan tujuan dan pentingnya mengelola dan mencatat pemasukan plus pengeluaran dalam keluarga yang terangkul dalam metode diskusi kelompok. Melalui Proses Diskusi, Field Officer (Hamka) dan Rekan Pattiro Jeneponto (Armin)membantu pemateri untuk membagikan Alat tulis kepada kelompok untuk menjabarkan secara rinci pemasukan dan pengeluaran keluarga. Pada tahapan presentase hasil diskusi, ternyata jumlah pemasukan lebih kecil dibandingkan dengan jumlah pengeluaran setiap keluarga yang hadir pada kegiatan tersebut. Pada perhitungan nilai kelompok tiga minus sebesar 10 Jt dari pemasukan selama setahun. “ Belum lagi kita mencatat semua bentuk pengeluaran, ini hanya sebatas yang diingat saja. Inilah kelemahan kita sebagai ibu-ibu yang tidak melakukan pencatatan.” Tegas ibu Hj. Hasnah.
Proses Kegiatan Pelatihan yang memakan waktu selama tiga jam bisa membuka ruang berpikir bagi peserta sebanyak 21 orang itu untuk melihat dan mengkaji kembali bentuk kebutuhan dan keinginan. Setidaknya peserta mampu memberi penekanan pada tataran keinginan yang seharusnya tidak menjadi skala prioritas untuk dianggarkan dalam keluarga. Sehingga hal ini mampu menjadi Patokan untuk membuka inisiatif baru untuk menabung atau menyisihkan uang untuk kepentingan kesehatan dan pendidikan sesuai dengan tujuan Bungkesmas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *