MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) DI UPK PNPM SAPARUA, MALUKU TENGAH

Kegiatan Monev di UPK Saparua dilakukan pada tanggal 25 Mei 2016. Keberangkatan ke Pulau Saparua dilakukan pada pagi hari kemudian menggunakan speed boat dari Tulehu kurang lebih 1 jam perjalanan kami tiba di Saparua.  Ada 3 (tiga) Tujuan lokasi  untuk Monev di Saparua yaitu UPK PNPM Saparua. Koperasi Wanita Wallang Sejahtera dan Koperasi Tumawa. Sebenarnya ada satu lagi lembaga selain yang disebutkan tersebut yaitu KUD Waituak. Hanya saja dalam rencana Monev tidak dimasukkan karena koperasi ini belum menjalankan program Bungkesmas sama sekali.
Lembaga pertama yang kami kunjungi adalah UPK PNPM Saparua. Di sana tim berhasil menemui ibu Erna Syaramual, koordinator UPK PNPM Saparua, dan ibu Elsa. Anggota Simpan Pinjam Perempuan (SPP) di sana sebanyak 300 orang, dan jumlah kelompoknya sebanyak kurang lebih 50 kelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari 5 sampai 10 orang.
Ibu Erna sangat senang dengan kehadiran tim Bungkesmas dan sudah lama sangat menantikan kedatangan tim Bungkesmas di sana. Ibu Erna sempat merasakan keragu-raguan mengenai keberlangsungan kegiatan Bungkesmas di UPK Saparua mengingat beliau merasa kehilangan kontak dengan tim Bungkesmas terutama dengan field officer. Tim Bungkesmas berusaha meyakinkan  kembali akan program Bungkesmas. Pada kesempatan MONEV tersebut tim Bungkesmas mencoba melakukan konfirmasi kepesertaan UPK PNPM Saparua dengan data yang masuk ke STF UIN Jakarta. Hanya saja bendahara UPK yang memegang data pada saat itu berhalangan hadir karena sedang menghadiri wisuda putranya di Semarang, Jawa Tengah.
Secara umum sesungguhnya tidak ada masalah bagi mereka untuk menjalankan program Bungkesmas karena seperti di UPK Lainnya, mereka menggabungkan Bungkesmas dengan program pembiayaan. Total peserta Bungkesmas yang mengikuti asuransi pada saat itu sebanyak 30 orang. Namun belum bisa diketahui jumlah yang menabung karena pencatatannya ada di bendahara, bapak hendri. Yang telah menabung kemungkinan lebih banyak.
Karakteristik masyarakat disana adalah mereka akan tertarik mengikuti program apapun termasuk Bungkesmas dengan melihat siapa yang mengajaknya. Jadi ketokohan/figur menjadi hal yang dipertimbangkan. Ibu Erna Syaramual merupakan salah satu tokoh di masyarakat yang nampaknya cukup disegani.  Bagi UPK sendiri keberadan Bungkesmas bisa membuat mereka lebih aman karena bisa meminimalisir resiko kredit macet akibat sakit atau meninggal dunia. Pada saat itu UPK PNPM Saparua bertekad untuk terus menjalankan program dan meminta tim Bungkesmas melakukan sosialisasi ulang ke anggota mereka. Karena penting untuk merecharge ulang semangat mereka mengikuti Bungkesmas.
Pada kesempatan Monev tersebut tim Bungkesmas juga berkesempatan menemui peserta Bungkesmas dikediamannya. Kebetulan peserta tersebut akan melakukan klaim. Tim Bungkesmas kemudian melakukan wawancara seputar kepesertaan mereka dalam program Bungkesmas dan meminta mereka menyiapkan berkas/dokumen klaim untuk kemudian dikirimkan ke STF UIN Jakarta.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *